Jumat,
4 des 2015
Subhanallah!
Wow! Keren! Amazing! kata yang pantas untuk keindahan Pulau Lombok, Seperti
secuil surga yang jatuh kebumi, Tuhan memberi banyak pulau dengan gugusan bukit
hijau yang cantik dan kerajaan laut dengan berbagai ragam warna. Real saya
Jatuh Cinta dengan Lombok!
Keinginan
kami Meng-Explore lombok ini sudah direncanakan 6 bulan sebelumnya, kebetulan
ada tiket promo, mulailah kami cari info sana sini, booking ini itu, nabung dan
buat itinerary yang menyesuaikan dengan jadwal kami yang berbeda-beda (Maklum
kami berbeda kantor semua). Jadi niatan di awal adalah Backpacker dengan budget
Rp. 850.000 untuk 4 hari 3 malam, tidur berpindah-pindah dari satu homestay ke
homestay yang lain, sewa kendaraan dan
penjemputan dari Bandara, intinya persiapan Backpacker sudah sangat matang.
Singkat
cerita, Tuhan berkendak lain, Backpacker yang telah kami rencana gagal, karna
salah satu teman saya (Yommy) dia punya saudara di Lombok, panggil saja
“pakde”, Si Pakde nih tau kalo Yommy dan temen-temen gembelnya bakal berkunjung
ke lombok, dengan segala paksaan dan rayuan, si Pakde maksa banget untuk stay
dirumahnya dan pake kendaraan beliau. Oke perlu saya luruskan, segembel apapun
kita, kita masih punya rasa sungkan walau mungkin dalam hati berteriak :
“Pakde...paksa kita!paksa kita!”.hehehe.
Akhirnya kamipun tak kuasa
menolak tawaran penjemputan dari pakde, jadi inilah cerita kegagalan
kami berbackpacker....
Mungkin salah landing?
dikarenakan
delay, kami baru landing pukul 12.00 di Bandara Internasional Lombok (BIL). Jadwal Pertama, pesertanya hanya saya, Irma,
Yommy dan Eko. Kami berempat sempat terheran-heran dengan BIL yang relatif
sepi. Terlalu sepi malah, mau koprol sana koprol sini juga masih luas. Kami sempat mengira salah landing pula, tapi papan besar bertulis : Welcome
to lombok, sudah terpampang nyata di depan kami, artinya : mari berlibur! Jangan
buka email dan jangan angkat telpon dari kantor :P
Pakde
sudah setia menanti kedatangan kami, baru 5 menit ketemu kami semua sudah akrab
dengan pakde. Di perjalanan kami terbuai dengan obrolan
yang sangat mengalir tentang segalanya di Lombok, Ya...pakde sudah seperti guide kami, 26 tahun tinggal di lombok
membuatnya hapal semua sifat dan sudut di Pulau Lombok.
“Pakde...itu
Sade, bisa kita mampir?”, Pinta kami yang sadar kalo mobil melewati Desa Sade.
“Ngapain
kesana dek?biasa...liat dari pinggir jalan aja udah cukup”, jawab pakde yang
membuat kami terdiam :D. Bagaimanapun rasa penasaran itu tetap ada walau pakde
bilang “biasa”.
Pantai Kuta dan Tanjung Aan Lombok
Obrolan
yang mengalir dengan hangat itu membuat kami tak sadar kalo sudah memasuki wilayah Pantai Kuta, cuaca
sedikit mendung namun Kuta Lombok tetap terlihat Cantik! Sengaja Pakde cuma
lewatkan kami tanpa berhenti mampir, katanya : “ada yang lebih bagus, jangan
suka dulu!”, oh oke...kami tak sabar untuk pantai selanjutnya.
Sejenak
tentang Kuta-Lombok, namanya sama seperti Pantai Kuta yang dibali, tapi soal
view, lebih bagus Pantai Kuta yang di Lombok, pantainya yang memanjang dan
terletak pas disamping jalan membuat siapapun akan melihat ke arah pantai karna
bukit-bukitnya dan ombak yang tenang mampu
membius setiap orang yang lewat.
Tak jauh dari Pantai Kuta, kami memasuki area pantai Aan, kami semua berdecak
kagum, betul kata pakde, ini lebih bagus dari pada Pantai Kuta! Kami
kegirangan, bagaimana tidak?Tanjung Aan kala itu sepi, hanya kami pengunjungnya,
berasa private beach. Inilah kelebihan kalau
berlibur di low season atau ketika hari kerja :D. Untuk Masuk ke pantai Aan pun
kami cukup bayar parkir mobil Rp. 10.000,-
sangat murah....
Baru
setengah jam kami menikmati indahnya Tanjung Aan, Handphone saya berdering.
Kloter kedua (Dani) baru saja landing, itu artinya kami harus segera ke
Bandara.
View dari atas bukit
Hame Ha Me Haaaaa
Hore! Private Beach
(Hore!!!)
Gagal Ngegembel!
Dari
Bandara kami menuju ke kota mataram, yang kurang lebih 1,5 jam
perjalanan, sepanjang perjalanan saya cuma merasakan nyeri
di perut, maklum belum makan -_-”. Pakde memang baik hati, mobil berhenti di Rumah makan Ayam Taliwang –
Kania – Jalan Pancausaha, Cakranegara, Lombok.
Wuah...mendadak hidup para gembel terangkat! Saya paling suka dengan soup
kikil, rasa bumbunya yang brani, potongan sawi dan kaldu kikil menjadi
komposisi yang pas. Perut kenyang, Hati Senang! Jangan
tanya siapa yang bayarin, jelas pakde lah...-_-“
Sebelum
melanjutkan perjalanan lagi, kami sempat diskusi dengan Pakde, sambil
menyodorkan kertas yang berisi itinerary
selama di lombok. Pakde kaget karna kami sudah sangat prepare, dan disinilah awal ke-gagal-an kami Backpacker. Kami harus tidur dirumah pakde
selama 2 malam dan dipinjami mobilnya, sudah menolak tapi ya gitu...Pakde maksa
banget dan yang dipaksa juga mau banget. Loh? Jadilah kami mengiklaskan uang
Rp. 640.000 untuk penginapan 2 hari, melayang
sia-sia.
Yummy!
Pantai Senggigi dan
Bukit Malimbu
Next, Pakde ajak kami ke Arah
Pantai Senggigi, sepanjang pantai lagi-lagi kami terbius dengan Villa atau
hotel-hotel berbintang yang berjejer cantik di bibir pantai. Sudah bisa
dipastikan, pasti mahal, ga cocok buat backpacker macam kita #mundurcantik.
Mobil berhenti di Pura Batu Bolong Senggigi, karna si irma lagi berhalangan
terpaksa dia jaga mobil, sisanya sudah
tertawa bahagia menikmati Pura Batu bolong di pinggir Pantai Senggigi.
Mas
Eko yang berjiwa fotografer, dia langsung hunting
tempat untuk diabadikan, sisanya
menikmati kecantikan senggigi.
Dibanding pantai sebelumnya, Sengigi biasa saja, hampir sama dengan pantai Kuta
Bali, warna pasir yang hitam, laut yang tidak begitu biru dan pantainya yang
memanjang, namun buat saya yang tinggal di Surabaya, Senggigi tetaplah bagus,
masih bisa dinikmati dan yang pasti pantainya bersih.
Eh iya, bolong sungguhan!
Pura Batu Bolong
Senggigi
Lagi Cari Batu Akik
Sore
itu Pakde sengaja ajak kami menikmati Sunset di Bukit Malimbu yang ternyata
sudah ramai dengan para pengejar Sunset lainnya, semua berlomba ambil foto
cekrik sana cekrik sini. Dari Bukit Malimbu yang cantik ini pemandangan laut
Lombok begitu indah dan luas, tampak gugusan bukit berjejer dan trio gili
terlihat dari kejauhan.Indah!
Sunset
Ketika
Para Gembel Dijamu lagi...
Sampai
dirumah Pakde, kami disambut hangat oleh keluarganya, ga butuh waktu lama, kami
semua langsung akrab, mereka yang welcome
banget atau kita yang ga tau malu banget?ah...entahlah, yang jelas selalu ada saja obrolan mengalir. Kamar tidur
sudah dibagi, saatnya satu persatu beresin badan, paling ga biar terlihat cakep
(sedikit).
Tak
Disangka, Keluarga Pakde ajak kami menikmati kota Mataram dimalam hari. Gelap
dan sepi :D ga seramai Surabaya, katanya kalo anak gadis belum pulang di atas
jam 6 akan dinikahkan. Wow! Memang Pulau Lombok masih memegang Adat istiadat,
untungnya di Surabaya ga ada adat yang seperti itu, bisa ga brani lembur atau pulang pagi?hehehe.
Entah sangking
lengangnya jalan raya Lombok atau gimana, rata-rata kesadaran disiplin berkendaranya
kurang, lampu merah seperti hiasan, jarangnya
pakai helm, Spion Sepeda yang ga lengkap dan lampu sepeda yang belum menyala di
siang hari. Well, kondisi ini yang sering buat kita kaget
kalau lagi asik-asik nyetir, tiba-tiba ada ibu-ibu berhenti mendadak atau dari
arah berlawanan tetep nyelonong aja walau lampu merah masih menyala, jadi tetap
waspada.
malam yang indah, ditutup dengan makan bersama :D
Mari berjalan tanpa batas :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar